BERANDA KITA..."AYO PADA BERCANDA RIA DI SINI

Minggu, 11 April 2010

sejarah singkat al-ittihad

SEJARAH SINGKAT AL-ITTIHAD
SEMOWO-Lembaga pendidikan nonformal menjadi salah satu kearifan lokal yang banyak mencatat sejarah berharga. Lembaga nonformal tersebut merupakan karakter, budaya masyarakat sekitar. Mungkin diantaranya adalah pola dan perilaku masyarakat yang masih kental dengan tradisi, mitos tertentu. Kepekaan masyakat yang itu tak lain didasari pada keyakinan mungkin saja sulit dibantah begitu saja. Sebab tradisi itu telah melekat lama dan mendarah daging dengan melalui masa kemasa serta eksis hingga sampai saat ini. Indikatornya masyarakat masih menganggapnya sesuatu yang sakral diatas kepentingan yang profan. Karakter perkampungan yang ada seyogyanya menjadi daya tarik tersendiri bahkan bagi percontohan lainya, sehingga kearifan lokal terpelihara dengan baik. Hanya saja kegiatan yang bersifat tekstual lambat laun tanpa ada perubahan menjadi kendala bagi masyarakat sekitar. Di bilang ketinggalan zaman, kuno serta tidak jawani menjadi bacaan masyarakat serta tantangan post modern. Tradisi mulai ditinggalkan berlalih pada haluan yang bersifat rasionalistik dan instan. Padahal para pendahulu (ulama, pemuka agama) telah mempertahankan dengan kuat.
Diantara kearifan lokal yang masih eksis saat ini adalah Al-Ittihad, situs islami yang dibangun berdasarkan pondasi nilai-nilai keagamaan islam. Panji-panji yang ditegakkanya adalah melalui dakwah kepada masyarakat sekitar berdasarkan tuntutan al-quran dan hadist sebagai patokan pokok. Fiqih, akidah serta pengkajian kitab-kitab masterpiece ulama terkemuka menjadi pelajaran yang ditawarkan dan diajarkan Mozaik perjalanan awal hingga mencapai masa kejayaan ke Salah satu yang Hal ini menjadi daya tarik tersendiri bagi masyarakat sekitar sebagai situs-situs keagamaan misalkan pada suatu daerah memperkaya entitas kebudayaan yang ada. untuk mengkajinya dalam menSebut saja komplek Al-Ittihad semowo kec. Pabelan merupakan situs keagamaan tertua di kec. Pabelan disaat itu yang terlahir dari gagasan para ulama’ (cendikiawan) yang telah menuntut ilmu dipesantren kemudian kembali ke kampung dengan membawa misi dakwah ajaran keislamannya . Genre Al-ittihad tak lain sebagai alat guna mempersatukan ummat sekitar serta memberikan pengetahuan tentang keislaman yang ada manfaatnya di dunia dan bekal diakhirat kelak.
Sejarah Singkat Al-ittihad
Konon ada seorang Lurah pertama (Kepala Desa Semowo) Raden Suro Diwongso (Mbah H. Umar) punya putera Raden Suro Dimejo yang kemudian menjadi lurah kedua, bernama pemimpin yang bertugas megurusi kepentingan kebutuhan masyarakat, baik konsen dengan agama islam yang ingin mengembangkan desanya melalui Al-Ittihad tetapi beliau tidak mampu , kemudian dia mewakafkan tanahnya untuk yayasan Al-Ittihad serta mengambil guru ngaji (belajar agama islam) dari luar semowo yaitu mbah Abu Suhud lalu berganti namanya menjadi Abdullah Fadhil yang tinggal di Njegetro,Gubuk,Purwodadi. Karena pada saat itu penduduk desa semowo belum ada yang mumpuni dalam bidang agama islam. Kondisi masyarakat semowo dibawah kepemimpinan pak lurah H. Umar pada saat itu sedang kacau. Banyak terjadi perampokan yang berusaha menyengsarakan rakyat. Orang-orang menyebutnya dengan “kecu” model perampokan dengan cara meminta kepada orang yang punya harta cukup dengan mengirimkan surat permintaan kemudian ditulis. Misalnya X adalah orang yang beruang kemudian cara memintanya dengan mengirimkan surat kepada X yang intinya meminta.
Mbah Fadhil (nama pangilan) mempunyai istri mbah Afifah, saat itu kondisis Desa Semowo diteror oleh segerombolan perampok dan mbah Fadhil berusaha agar masyarakat semowo menjadi aman terkendali seperti dulu. Salah satu triknya adalah beliau menikahi anak kepala perampok yang bernama Maryam, sejak saat itu desa Semowo cukup terkendali, tenang tanpa gangguan perampok lagi sejak saat itu. Ternyata kepala perampok sadar mana mungkin dia mempunyai menantu kyai tetapi perilakunya masih merampok disana-sini akhirnya dia taubat,dengan begitu beliau telah menumpas pemberontakan di Semowo dengan menikahi anak perampok.
Dari beristri dengan mbah Afifah dan Maryam mbah Fadhil mempunyai anak 10 dan salah satunya adalah KH.Nur Salim beliaulah yang mengembangkan Al-Ittihad sampai sekarang setelah beliau wafat pada tanggal 10 Robiul awal yang melanjutkan perjuangan mengembangkan Al-ittihad adalah bapak K.H Busro Nur Salim beliau yang memberi nama Al-Ittihad yang di ambil dari nama Pondok Pesantren Poncol , Bringin karena dulu orang semowo banyak yang menuntut ilmu di sana, beliau wafat pada tahun 2004. Tujuan supaya masyarakat desa bersatu padu karena dahulu masyarakat tidak bisa damai serta yang lebih utama adalah mengembangkan agama Allah. Al-Ittihad adalah lembaga nonformal tertua di daerah Pabelan. Pondok pesantren lahir sekitar tahun1930 dengan keteguhan dan keuletanya perjuangan ulama dan kyai kini masih dapat kita rasakan. Semoga menjadi harapan yang tak terputus dalam menjalankan dakwah keislaman di semowo. Amin
Perkembangan
Pondok Pesantren Tarbiyatul Mubtadien Al-Ittihad atau lebih pamornya di sebut Al-Ittihad Semowo Berdiri pada tahun 1876 diprakarsai oleh KH Abdullah Fadhil bermula dari kegiatan rutinan pada majelis pengajian. Kemudian pada tahun 1925 resmi didirikan sebuah pesantren yang pada awalnya hanya bertujuan memberikan pendidikan permulaan (awal/dasar/tarbiyatul mubtadien) bagi santri-santri disekitarnya kelurahan semowo. Pada tahun 1968, kepemimpinan pesantren diserahkan kepada putra beliau yaitu Kyai M.Busyro Nur Salim sampai pada tahun 2005. Saat ini pesantren di bawah asuhan putra dan keponakan beliau. Pesantren ini memiliki lingkungan islami diantaranya Panti Asuhan, Madrasah Diniyah (kelas sore) khusus mempelajari ilmu-ilmu agama. Disisi lain Al-Ittihad membentuki lembaga pendidikan Formal antara lain:
1. PAUD Al-Ittihad digawangi oleh Aviv Nur Avifah pada tahun 2008, yang merupakan menantu Kyai Busro Nursalim. Sebagai bentuk keprihatinan dan tali asuh pada anak-anak pada usia 1-3 Tahun, yang kerap ditinggal aktifitas oleh keluarga. Maka PAUD Al-Ittihad tergerak untuk memberdayakan guna mempersiapkan arena bermain yang edikatif dan menyenangkan.
2. Roudlhotul Atfhal Bintang Sembilan Al-Ittihad , Berdiri pada Tahun 1962 diprakarsai oleh Siti Rohmi (Almh), H. Kusnin, Nur Fauzanah (sampai sekarang/2010) merupakan lemabaga pendidikan “arena bermain” anak usia 5-6 Tahun, guana membekali bauk afektif, psikomotorik pada jenjang berikutnya.
3. Madrasah Ibtidaiyah Al-Ittihad, berdiri pada tahun 1942 yang merupakan panjang sejarah dari madrasah diniyah (kelas sore hari) hanya khusus mempelajari dan memperdalam ajaran agama islam. Demi menunjang ilmu-ilmu umum maka tidak salah jika kemudian MI AL-ITTIHAD ini didirikan. Diprakarsai oleh Kyai Masykuri, H. Kusnin (2007), Markapi muslih (2009), dan Siti Khodijah (2010).
4. MTs Satu Atap AL-ITTIHAD, melihat kebutuhan lulusan MI yang belum tertampung pada sekolah/Madrasah lain, keberadaan MTs Satu Atap menjadi bagian yang tidak dapat dilepaskan dari sejarahnya. Pada bulan juli tahun 2005 MTs Satu Atap bernama MTs Al-Ittihad, pada bulan juni tahun 2009, berkat usaha dan doanya. MTs mendapatkan bantuan hibah pemerintah Australia-Kementrian Agama Pusat, sebesar 1.147.000.0000,-diresmikan oleh Kanwil Kamenag Propinsi Jawa Tengah beserta Plt. Bupati Kab. Semarang pada tanggal 8 Februari 2010.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Blogger news

Popular Posts

.:tutup:.
SELAMAT DATANG PENERIMAAN SISWA BARU ONLINE Mts AL-ITTIHAD SEMOWO PABELAN KLIK DISINI UNTUK MENDAFTAR